Senin, 06 Agustus 2012

Sekali Lagi tentang Terjemahan “Selamat Berpuasa” ke dalam Bahasa Jepang

Bagaimana menerjemahkan ucapan “selamat berpuasa” ke dalam bahasa Jepang? Pada artikel sebelumnya, saya sedikit menyinggung tentang hal ini dan sebagai salah satu jawabannya saya memperkenalkan sebuah terjemahan, yaitu “Danjiki Omedetou” (“Danjiki” = puasa, “Omedetou” = selamat)”. Terjemahan harfiah ini, meskipun terasa agak aneh bagi orang Jepang, tetapi saat itu saya rasa cukup dapat digunakan diantara teman-teman Indonesia yang bisa berbahasa Jepang.

Namun, kemarin saya menerima sebuah komentar yang menarik terkait dengan soal ini. Menurutnya, terjemahan “Danjiki Omedetou” itu sepertinya tidak sesuai dengan maksud ucapan “selamat berpuasa”. Mengapa? Berikut kutipan dari komentar tersebut:


“Selama ini saya kadang mendengar ucapan ‘danjiki omedetou’, tapi kadang saya berpikir kalau omedetou disana terasa kurang pas. omedetou diucapkan sebagai tanda ikut senang atas keberhasilan atau kebahagiaan orang lain bukan? Sedangkan ucapan selamat berpuasa sebenarnya berkesan lebih untuk saling memberikan semangat. Hal ini berbeda dengan ucapan selamat ulang tahun atau selamat hari raya idul fitri.”

Ucapan “selamat berpuasa” memiliki arti “saling memberikan semangat” untuk berpuasa. Saya sendiri baru mengetahui ternyata ada maksud yang seperti itu ketika membaca komentar di atas. Namun, mengenai hal ini ada seorang teman yang lain yang mempunyai pendapat yang agak berbeda. Menurutnya, bila sesama umat Islam, “selamat berpuasa” itu dapat diartikan “saling memberikan semangat”, tetapi:

“…saya pikir bila yang mengucapkan ‘selamat berpuasa’ itu bukan orang Islam, hal tersebut dapat diartikan, bahwa kawan kita yang bukan orang Islam ‘ikut senang’ akan datangnya bulan Ramadan ( Puasa ) , kerena ia berpikir bahwa bulan puasa itu bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam. Jadi kalau kondisinya seperti ini ucapan ‘Danjiki Omedeto’ saya pikir tidak salah.”

Kedua komentar di atas sangat menarik dan masuk akal. Oleh karean itu, agak sulit untuk memilih komentar mana yang benar, tetapi bagaimanapun juga, yang pasti kalimat “Danjiki Omedetou” itu sedikit kontroversial sebagai terjemahan “selamat berpuasa” bagi orang Jepang maupun orang Indonesia (untuk soal terjemahan tersebut bagi orang Jepang, silakan baca artikel sebelumnya). Lalu, bagaimana kita menerjemahkan ucapan tersebut ke dalam bahasa Jepang?

Sejujurnya, sampai sekarang saya sendiri masih belum menemukan terjemahan yang tepat untuk “selamat berpuasa”. Karena ada perbedaan pengertian terhadap istilah “puasa” di antara orang Indonesia dan orang Jepang, sepertinya agak sulit untuk mencari padanannya yang membuat kedua belah pihak merasa puas. Saya berpikir bahwa “selamat berpuasa” itu lebih baik “dibiarkan” saja – tidak perlu dipaksa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.

Sebagai gantinya, sekarang ada sebuah ucapan salam yang saya perhatikan, yaitu “selamat (menyambut) bulan Ramadhan”. Terjemahan ucapan ini ke dalam bahasa Jepang adalah “Yoi Danjikizuki O” (“Yoi~o”=selamat, “Danjikizuki (断食月)”=Ramadhan). Menurut saya, terjemahan tersebut terkesan sangat “netral”, karean berbeda dengan “Danjiki Omedetou”, bagi umat muslim maupun non-muslim sama sekali tidak ada masalah dari segi terjemahan.

Oleh karena itu, sebagai kesimpulan untuk sementara, saya menyarankan sebaiknya menggunakan ucapan “Yoi Danjikizuki O” jika ada teman-teman yang ingin mengucapkan ucapan salam bulan Ramadhan dalam bahasa Jepang. Saat ini bulan Ramadhan baru memasuki pekan ketiga. Untuk teman-teman muslim, jaga kesehatan dan “Yoi Danjikizuki O”.

Catatan tambahan untuk teman-teman yang belajar bahasa Jepang
Mengenai ucapan “Yoi ~ o” dalam bahasa Jepang, ada beberapa kalimat yang terkenal. Kalau ada kesempatan, silakan menggunakan ucapan-ucapan di bawah ini:

Selamat menyambut tahun baru = Yoi Otoshi O (良いお年を)
Selamat berjalan-jalan = Yoi Tabi O (良い旅を)
(Semoga perjalanannya menyenangkan)

Selain itu, sebagai terjemahan “have a nice day”, ada ucapan “Yoi Ichinihci O (良い一日を)”, meskipun ucapan ini jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.
Artikel Terkait:
Mal di Jepang pun Ada Ruang Shalat!
“Danjiki” – Istilah Puasa bagi Orang Jepang

3 komentar:

  1. hajimemashite..
    Aaaa..wakatta.Yoi Danjikizuki O .artikelnya bagus bangeeeettt..
    Bahasanya juga baguuuuusss sekaliiii...
    Taka san,indonesia go de hanasu koto ga yasashi desuka?benkyou ga itsu kara?hontou ni jouzu da. Jadi malu saya udah 2 taun blajar bahasa jepang ga selancar dirimuu..heheeh..
    I live in bali..please come ..you can stay in my house..
    See u around

    BalasHapus
  2. Halo Ketut, hajimemashite^^ Iya saya sudah lumayan lama belajar bahasa Indonesia, soalnya bejalar bahasa Indonesia itu hobi yang menyenangkan bagi saya. Oke Ketus, kalau ada waktu, kapan-kapan main ke blog saya lagi ya~:D

    BalasHapus
  3. Hajimemashite,
    Taka-san, bahasa Indonesianya fasih banget.. Kira-kira butuh berapa lama ya sampai saya pintar berbahasa Jepang, seperti Taka yg pintar berbahasa Indonesia... Suatu hari nanti, saya ingin sekali pergi ke Jepang :')

    BalasHapus

Pengikut