Minggu, 12 Agustus 2012

Kenangan Panjat Pinang di Yogyakarta


“Eh Taka, mau ikut Panjat Pinang nggak?” seorang tutor tiba-tiba bertanya kepada saya. “Wah, apa sih Panjat Pinang tuh?”. “Panjat Pinang tuh… lomba yang asyik banget deh pokoknya hehehe” jawab dia sambil tertawa. “Ayo Taka, ikut aja yuk!”. “I.. iya.. oke!”

6 tahun yang lalu, saya yang saat itu sudah lulus dalam sebuah program pembelajaran di Indonesia sedang mengikuti orientasi di Yogyakarta (kalau tidak salah, tempatnya PPPG Matematika). Karena orientasi tersebut dimulai sejak awal bulan Agustus, pada tanggal 17 bulan tersebut, saya dan para peserta lainnya berkunjung ke sebuah desa di dekat tempat orientasi untuk merayakan HUT RI.

Banyak perlombaan hari Kemerdekaan yang dilakukan di sana dan kami pun cukup menikmati suasana tersebut. Ketika mendekati akhir perayaan, beberapa peserta dari program tersebut tiba-tiba diajak untuk berpartisipasi dalam Panjat Pinang. Memang kami semua sama sekali tidak tahu apa itu Panjat Pinang, tetapi mungkin karena penasaran, kami langsung menjawab “Iya!”.


Ketika kami pindah ke tempat perlombaan, di tengah sawah yang penuh lumpur ada sebatang pohon pinang yang setinggi 10 meter dan dilumuri oli. Dengan disaksikan penonton yang memenuhi lapangan desa, kami menghadapi perlombaan yang baru pertama kami alami sejak lahir.

Senin, 06 Agustus 2012

Sekali Lagi tentang Terjemahan “Selamat Berpuasa” ke dalam Bahasa Jepang

Bagaimana menerjemahkan ucapan “selamat berpuasa” ke dalam bahasa Jepang? Pada artikel sebelumnya, saya sedikit menyinggung tentang hal ini dan sebagai salah satu jawabannya saya memperkenalkan sebuah terjemahan, yaitu “Danjiki Omedetou” (“Danjiki” = puasa, “Omedetou” = selamat)”. Terjemahan harfiah ini, meskipun terasa agak aneh bagi orang Jepang, tetapi saat itu saya rasa cukup dapat digunakan diantara teman-teman Indonesia yang bisa berbahasa Jepang.

Namun, kemarin saya menerima sebuah komentar yang menarik terkait dengan soal ini. Menurutnya, terjemahan “Danjiki Omedetou” itu sepertinya tidak sesuai dengan maksud ucapan “selamat berpuasa”. Mengapa? Berikut kutipan dari komentar tersebut:

Pengikut